Boulevard, adalah nama pusat perdagangan, dibangun di atas lahan hasil reklamasi. Direklamasi oleh 6 pengembang (developer), yang dimulai pada tahun 1995. Panjangnya 4,3 km dengan luas 67 Ha. Mirip kawasan reklamasi Orchard Road di Singapura. Nama yang sebenarnya adalah jalan Pierre Tendean, namun masyarakat menyebutnya Boulevard.Sejak kehadiran Boulevard, aktivitas masyarakat yang sebelumnya terkonsentrasi di bendar atau pusat kota (eks pasar 45 dan sekitarnya) beralih ke kawasan yang ramai dan padat pengunjung ini.Pemerintah menamainya kawasan B on B (Boulevard on Business). Kawasan ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan tersibuk, tapi juga menjadi salah satu eksotisme yang menarik untuk menyaksikan kekhasan sunset menuju peraduannya, menikmati romantisme keindahan birunya laut, dan menghirup udara malam yang semilir segar.Menjelang sore hari ketika berada di Boulevard, suasana sejuk dan menyenangkan sulit diuraikan dengan kata-kata. Warna-warni awan di kaki langit menjelang sore hari, dan ombak kecil berbuih lalu memecah di tengah laut sungguh mengundang decak kagum. Mata seakan tak berkedip menyaksikan keindahan gunung Manado Tua dengan ketinggian 750 meter yang berdiri kokoh di tengah laut; dan terpana menyaksikan pesona pulau Bunaken dan Siladen dengan ketinggian 200 meter, yang tampak bergelombang menuju puncak ketinggiannya. Ke arah darat, mata akan disugukan barisan bukit hijau yang tampak seperti memagari kota Manado.Boulevard merupakan pusat perkembangan kota Manado yang modern. Lokasinya yang strategis menjadi magnet bagi para pelaku bisnis (businessman). Sejak pukul 09.00 sampai malam hari dipadati orang-orang berbelanja maupun yang hanya sekedar menghirup udara segar melepaskan kepenatan tubuh.Boulevard tidak hanya menjadi objek wisata belanja, tapi juga menjadi lokasi yang menyajikan aneka ragam kuliner, dan merupakan tempat yang ideal untuk menyaksikan keindahan kota Manado pada malam hari. Kawasan Boulevard juga dihiasi dengan sejumlah hotel berbintang, kafe, restoran, toko dan ruko dengan jumlah yang tak terhidung.Pada momen-momen tertentu, sejumlah ruas jalan di kawasan yang menjadi landmark kota Manado ini digunakan untuk kegiatan hiburan masyarakat seperti konser dan pertunjukkan musik. Pada setiap hari Sabtu, ruas jalan dikawasan berview laut ini dikhususkan untuk kegiatan olah raga seperti joging, jalan kaki, senam dan bersepeda ria.Pada hari Minggu, kawasan belanja yang dipadati pengunjung dari kabupaten/kota se-Sulut dan provinsi terdekat ini berubah lengang. Pusat perbelanjaan, toko, café, rumah kopi dan restoran sekitar 90 persen lebih menghentikan aktivitas bisnisnya. Pada umumnya pemilik dan karyawan melakukan aktivitas kerohanian di rumah ibadah dan yang lainnya melakukan kegiatan weekend.***