Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan dengan begitu gencar oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional sedikit terusik. Di tengah kompetisi yang kian ketat, pasar tradisional masih mampu bertahan dan bersaing dari serbuan pasar modern yang hadir dalam berbagai bentuk dan produk unggulannya. Ternyata walaupun informasi tentang gaya hidup modern begitu mudah diperoleh, tetapi tampaknya tidak mudah mempengaruhi budaya masyarakat untuk tetap berkunjung dan berbelanja di pasar tradisional.
Salah satu pasar tradisional di kota Manado yang tak pernah ditinggalkan oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah adalah pasar Pinasungkulan Karombasan. Nama Pinasungkulan diambil dari bahasa Minahasa. Pinasungkulan adalah nama yang memiliki makna filosofis, yang artinya tempat pertemuan atau tempat baku dapa dalam bahasa Manado. Maksudnya, pasar Pinasungkulan adalah tempat orang-orang baku dapa (saling bertemu) untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Keberadaan pasar tradisional Pinasungkulan Karombasan memiliki potensi penting dalam mendorong gerak dan laju perekonomian masyarakat Manado. Potensi tesebut di antaranya adalah karena adanya kedekatan yang terbangun antara pembeli dan pedagang. Proses tawar menawar harga telah membangun dinamisasi dan kepercayaan antara kedua belah pihak.
Pasar Pinasungkulan Karombasan dibangun sekitar tahun 1970-an untuk melayani arus barang dan jasa dari arah selatan. Merupakan pertemuan para pedagang dari berbagai daerah di Minahasa, juga dari luar Minahasa seperti Kotamobagu dan Gorontalo. Keberadaannya memiliki peran penting dalam proses kegiatan ekonomi, khususnya ekonomi kelas menengah ke bawah yang masih mayoritas di Indonesia.
Salah satu kekhasaan dan keunggulan pasar tradisional Pinasungkulan Karombasan adalah tersedianya barang-barang dagangan dengan harga yang murah meriah, terjangkau, bisa ditawar dan barang-barangnya tersedia dalam beragam pilihan.Ikan, sayuran hijau seperti petsai, caisin, kangkung dan bayam, buah-buahan dan bumbu penyedap rasa seperti bawang, rica, tomat (barito), dan jenis rempah-rempah tersedia dalam jumlah yang cukup di pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah ini.
Berdasarkan data BPS kota Manado tahun 2014, di pasar Pinasungkulan terdapat 157 kios dan 103 los. Mereka mencari nafkah dan menggantungkan hidupnya dari keberadaan pasar tradisonal yang memiliki luas 2 Ha ini. Juga terdapat warung kopi dan makanan, khususnya yang menjual makanan khas Manado seperti tinutuan, mie cakalang dan pisang goreng, dan berbagai jenis makanan dari daerah lainnya.
Salah satu keunggulan pasar Pinasungkulan adalah bergabungnya pedagang eks pasar Delapan yang telah ditutup oleh pemerintah, dan adanya terminal Karombasan yang berada dalam satu kawasan untuk bis luar kota dari arah selatan. Sebagian kendaraan yang berpangkalan di terminal Karombasan merupakan pindahan dari eks terminal bis Calaca yang menuju ke arah selatan, sedangkan yang menuju ke arah timur dari eks terminal Calaca dipindahkan ke terminal Paal Dua.(SM)