Secara historis, bendar merupakan titik awal perkembangan kota Manado. Bendar adalah bahasa Manado yang artinya bandar atau pelabuhan; berjarak sekitar 200 meter dari pusat kota (eks pasar 45 dan sekitarnya). Jarak antara keduanya yang berdekatan dan memiliki kesibukan yang relatif sama membuat masyarakat mengartikan bendar sama dengan pusat kota.Sebelum adanya B on B (Boulevard on Business), pusat kota atau bendar Manado merupakan tempat berlangsungnya kegiatan perdagangan barang dan jasa, juga menjadi lokasi perdagangan antarpulau bahkan perdagangan antarprovinsi.Perputaran roda perekonomian kota Manado selama puluhan tahun terus bergairah di lokasi yang strategis ini. Berbagai jenis usaha mulai dari skala kecil sampai skala wah tumbuh subur; harga berbagai jenis barang sangat terjangkau, mulai dari produksi dalam negeri sampai dengan luar negeri.Pada masa pemerintah Hindia Belanda, bendar atau pusat kota dibagi dalam dua bagian, yaitu pusat pemerintahan dan pusat perdagangan.Pusat pemerintahan ditandai dengan keberadaan bangunan bentang Amsterdam, kantor residen, kantor asisten residen, gedung Minahasa-raad, kantor polisi, penjara besar, dan gedung Gereja pusat (kini GMIM Sentrum Manado). Sedangkan pusat perdagangan terdiri atas bandar (pelabuhan Manado), pasar Minahasa (kini Shopping Centre), terminal Calaca, pasar ikan, deretan toko-toko milik orang Manado etnis Cina, India, dan Arab, serta adanya perkampungan Cina dan Arab; semuanya ditata secara terpusat oleh pemerintah Hindia Belanda.Keberadaan bendar Manado berperan penting dalam merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi dan perdagangan, terutama dalam menunjang mobilitas barang dan orang ke dan dari kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro.Bendar Manado sebagaimana juga keberadaan bendar lainnya tidak hanya menjadi tempat berlabuhnya kapal, tetapi juga mendorong bangkitnya perdagangan antarpulau, dan menggairahkan perputaran roda perekonomian, dan menunjang bidang lainnya seperti pertahanan dan perikanan.***