Bunaken merupakan tempat penyelaman yang memiliki berbagai kelebihan. Dikelilingi oleh lautan tropis yang memuat spesies laut terbesar di dunia. Formasi dan variasi struktur flora dan biota laut menjadikannya sangat terkenal dan telah mendapatkan reputasi internasional untuk penyelaman kelas dunia.

Kejernihan air dan suhunya yang hangat membuat lokasi wilayah bahari ini siap diselam kapan saja, tak tergantung musim.Salah satu di antara sekian banyak orang yang pertama kali mengenal potensi biologi pulau Bunaken adalah Locky Tjipta Herlambang. Dari semua lokasi yang pernah diselaminya, ia memilih taman laut Bunaken untuk dikembangkangnya.

Ketika mantan Menteri Lingkungan Hidup, Emil Salim, bertanya,”Mengapa memilih Bunaken untuk dikembangkan?” Spontan dijawabnya, “Karena saya menemukan keindahan bawah air yang tiada taranya. ”Terumbu karang dari berbagai bentuk dan aneka warna-warni ikan hias merupakan daya tarik utama taman nasional laut Bunaken.

Terumbu karang tepian (fringing reff), terumbu karang lepas (patch reff), dan terumbu karang penghalang (barrier reff), adalah berbagai terumbu karang di taman nasional laut Bunaken. Tipe terumbu karang tepian (fringing reff) terdiri dari dataran terumbu (reff flat) yang dangkal, puncak terumbu dan lereng terumbu, yang bersatu dengan daratan dan tidak dipisahkan oleh gobah dengan luas sekitar 531,4 hektare.

Ekosistem terumbu karang, terutama yang tersusun dari berbagai jenis karang batu (hermatipik), dan aneka ragam warna-warni ikan hias menempati koloni karang Stylophora, dan biota lautnya merupakan yang terunik di dunia.

Ketika air laut surut, karang-karang di zona pasang surut terlihat begitu kokoh ditinggalkan air laut yang menggenanginya; terbentang dari barat ke timur sampai batas surut maksimum, dengan hamparan yang panjangnya kurang dari 1 kilometer. Siapa pun yang menyaksikan pasti akan kagum.

Karang di daerah pasang surut tersebut oleh masyarakat Bunaken disebut nyare, yang artinya luasan pantai berbatu karang yang muncul setelah air laut surut. Sedangkan tepi nyare yang berbatasan dengan laut dalam oleh masyarakat setempat di sebut ngare (tubir).

Ngare atau tubir/tebing tersebut sangat curam. Di sekitar ngare itulah keindahan taman nasional laut Bunaken banyak mengundang decak kagum. Di dalamnya terdapat gua-gua yang dihiasi ikan warna-warni dan terumbu karang yang indah. Semuanya tak dapat dilihat dengan jelas dari permukaan, kecuali menyelam ke dalam dasar lautnya.

Bentuk ngare berbelok-belok dan membentuk lekukan-lekukan ke arah pantai. Mungkin karena bentuknya yang demikian sehingga mengilhami masyarakat Bunaken memberi nama tempat itu dengan sebutan Lekuan 1, Lekuan 2 dan Lekuan 3.

Selain keindahan terumbu karang dan ikan hias di Lekuan 1, Lekuan 2 dan Lekuan 3; juga kita dapat menyaksikan aneka warna terumbu karang dan birunya laut berbaur membentuk panorama yang mengasyikan di Mandolin Point, Cela-Cela, Alung Banua, Pangalisang, Bunaken Tengah, Bunaken Timur, Raymond Point, Sachiko Point, Ron’s Point, Mike Point, dan Fukui Point tempat di mana bia kima raksasa berada.

Sachiko Point adalah lokasi penyelaman lepas pantai yang berada di sebelah timur. Pada kedalaman 15 kaki di dekat puncak karangnya terdapat alcyonarian jingga dan koloni sweepet emas. Sedangkan di sebelah barat terdapat lokasi penyelaman yang bernama Mike Point. Di sekitarnya terdapat gorgonia yang besar dan pelangi-pelangi karang yang lembut dan belut pita biru yang aneh.

Pemandangan bawah laut yang menarik juga terdapat di sudut barat daya. Di sana ada tiga tempat penyelaman yang dikenal dengan nama Alung Banua, Mandolin dan Fukui. Ketiganya merupakan lokasi penyelaman favorit pada waktu air surut untuk menemukan stingray berbintik biru dan kura-kura howkstill.

Pada bagian utara terdapat hamparan karang di daerah dangkal; terhampar meluas keluar melebihi daerah yang berdasar datar. Di sana kita dapat menyaksikan telur cowries di antara karang-karang lunak. Selanjutnya keluar dari dinding karang, kita akan berjumpa dengan sekelompok hewan pemangsa seperti jenis ikan yang jarang terlihat, yang secara normal hidup di dasar laut di antaranya ikan purba Coelacanth, namun sewaktu-waktu naik ke atas mengikuti arus dingin yang membawa mereka sampai ke permukaan.

Berhadapan dengan pulau utama Bunaken (desa Bunaken) terdapat tempat khusus untuk penyelaman malam hari. Tempat itu diberi nama Bunaken Timur. Di lokasi penyelaman ini kita dapat melihat ikan-ikan berwarna terang yang membawa nuansa khusus bagi penyelam ketika melihat ikan-ikan muncul dari tempat gelap.

Dinding di ujung barat yang berhadapan dengan Manado Tua terkenal dengan arusnya yang kuat dan merupakan tempat bagi tuna bergigi tajam, barracuda, berbagai jenis ikan pari dan hiu bermoncong hitam. Dinding tersebut tertutup karang dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan penyelam menghindar dari arus yang menyeret. Dinding karangnya penuh dengan celah-celah yang menjadi tempat hidup hewan bermata besar seperti soldierfish dan cardinalfish.

Pada kedalaman tertentu berbagai jenis koral dan bunga karang menyelimuti dasar lautnya. Anemon aneka warna melambai-lambaikan lengannya seiring gerakan arus air; sementara sel-sel penyengatnya memberikan lindungan bagi ikan clown fish yang menunggu mangsa. Pada bagian lain, kipas laut meruak dari celah-celah karang, dan tampak bagaikan paku-pakuan di tengah taman. Ikan dari berbagai jenis dan ukuran berhamburan seperti kupu-kupu berterbangan di tengah aneka bunga. Kesemarakan keindahan di bawah laut itu kian mempesona ketika disinari matahari yang memantul di sana-sini.***