Staf Khusus Menteri Kesehatan RI bidang peningkatan SDM Kesehatan, dr. Mariya Mubarika menginisiasi Gerakan Perempuan Memutus Mata Rantai Covid 19 di beberapa kota di antaranya Surabaya, Kota Malang, dan Kabupaten Malang dan kini hadir di Kota Manado.
Gerakan yang sudah di launching di Kebumen pada 1 Juni 2020 dihari lahir Pancasila. Dr. Mariya mengatakan dalam launching gerakan ini di kota Malang pada 22 Juli 2020 bahwa saat ini kunci pemulihan ekonomi rakyat terletak di kepatuhan dan kesiapan masyarakat menjalani protokol kesehatan dalam normal baru.

Demikian disampaikan DR. Mariya ketika diterimah oleh Walikota Manado, GS Vicky Lumentut, bertempat di Taman Berkat (God Bless Park), Selasa (04/08) tadi Siang.

Dimana gerakan yang di inisiasi oleh Kementerian Kesehatan ini,  akan bekerja sama  dengan  TP PKK Kota Manado, sampai dengan Kecamatan, Kelurahan dan Lingkungan,  untuk berjuang mengedukasi bersama dimulai dari dalam keluarga, sehingga melalui sosok ibu bisa menasehati keluarganya dan menjelaskan yang benar agar patuh terhadap protokol kesehatan, jika ada penularan itu artinya ada protokol yang dilanggar, karena protokol kesehatan itu dasar nya adalah science dan sudah di uji coba. Ibu juga harus mampu menyiapkan masker buat suami dan anak-anak nya ketika keluar rumah. Ini juga akan meningkatkan kepatuhan, jika semua anggota keluarga sebelum keluar rumah sudah disiapkan masker oleh ibunya, pasti patuh Karena ibu punya kekuatan untuk diikuti.

Walikota Manado, menyambut baik gerakan tersebut, khususnya terkait dengan sektor ekonomi masyarakat, bayangkan jika dalam era adaptasi kebiasan baru ini masyarakat tidak patuh dan tidak siap dengan protokol kesehatan, maka tempat-tempat usaha yang baru dibuka tiba-tiba akan ditutup kembali karena tersebarnya kembali infeksi virus Covid-19 ini, bagaimana bisa pulih. Bisa jadi kondisi nya lebih buruk dari serangan pandemi pertama di Indonesia.

“ Gerakan ini sangat penting karena bukan perkara yang mudah merubah prilaku dan selalu menjaga imunitas, apalagi siap menyediakan masker setiap hari ketika keluar rumah, sehingga setiap keluarga harus diberikan edukasi yang membuat setiap keluarga paham dan bisa mewujudkan ini semua,” ujar Walikot.

Dampak ekonomi ini juga sudah mempengaruhi kesehatan, menurunkan imunitas dan ujungnya mengancam nyawa.  WHO mengarahkan untuk berlakunya era adaptasi kebiasan baru yang di Indonesia di inisiasi oleh Presiden Jokowi sebagai peradaban baru.
“ Maksudnya adalah agar tidak ada lagi korban baik dari terpapar virus maupun terdampak ekonomi yang ujung nya bisa mengancam nyawa juga. “ ucap Walikota.
 Jadi normal Baru maksudnya kita beraktifitas namun harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, yakni mampu menjaga jarak dengan virus, di protokol kesehatan semua sudah diatur dengan jelas, tinggal diikuti saja, agar aktifitas bisa di jalankan tetapi tidak berisiko untuk terinfeksi covid 19.

Hadir dalam kesempatan itu, Tasripin,  Kepala Subdit Lingkungan Kerja, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga,  Joy Gabriel, - Tenaga Ahli BigData Kemkes, Wahyu Sekar - Staf TU Menkes, Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Manado, Sanil Marentek, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Manado,  Marini Kapojos.