(manadokota.go.id) Wakil Walikota (Wawali) Manado Mor D Bastiaan mewakili Walikota GS Vicky Lumentut memimpin rapat koordinasi terkait pembukaan Pos Komando (Posko) Peduli Palu dan Donggala di Kantor Walikota Manado, di ruang Toar Lumimuut Kantor Walikota Manado, Senin (01/10) siang.

Dalam rapat tersebut, Wawali Mor Bastiaan menegaskan untuk membantu warga Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, atas musibah bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah tersebut, Pemkot Manado membuka Posko berlokasi di Pendopo Kantor Walikota Manado. Bagi warga Kota Manado, baik secara pribadi maupun organisasi dan kelompok masyarakat, bisa menyerahkan bantuannya melalui Posko yang dibentuk Pemkot Manado.

“Pemkot Manado membuka Posko Peduli Palu dan Donggala di Kantor Walikota. Karena banyak yang bertanya ingin memberikan bantuan, tapi tidak tahu mau salurkan ke mana. Dan ingin tepat sasaran, jangan nanti bantuan tak sampai kepada warga korban bencana yang membutuhkan. Juga jika ada rekan-rekan wartawan termasuk Komunitas Pers yang ingin berikan bantuan, bisa bersama dengan Pemkot Manado,” ujar Wawali Mor Bastiaan.

Wawali juga tidak melarang aksi pengumpulan dana Peduli Palu dan Donggala yang dilakukan beberapa komponen masyarakat. Namun, diharapkan dana yang terkumpul disalurkan secara tepat, dan bisa dengan bantuan yang disalurkan melalui Posko yang dibuka Pemkot Manado.

“Kami mengimbau kepada komponen masyarakat, yang menggelar aksi peduli di jalanan. Kiranya bisa datang mengumpulkan bersama Pemkot Manado, agar bisa terkontrol penyalurannya secara jelas,” tukas Wawali.

Wawali menegaskan, setiap bantuan dari pihak manapun yang masuk ke Posko Pemkot Manado, bisa didokumentasi dan dipublikasikan agar diketahui masyarakat serta bisa terkontrol dengan baik. Disamping itu, Kota Manado terbuka bagi warga Palu dan Donggala yang datang mengungsi di Manado. Apalagi, banyak warga Palu yang berasal dari Manado.

“Bagi warga korban di Palu dan Donggala khususnya Warga Kawanua, yang ingin pertolongan mengungsi dulu ke Manado. Kita Pemkot Manado juga ingin peduli dengan memikirkan bisa mendatangkan warga kawanua yang ingin mengungsi pada keluarga mereka di Manado,” tandas Wawali.

Pemkot Manado juga prihatin dengan nasib atlet paralayang Manado yang mengikuti hajatan Palu Nomoni 2018. Karena, hingga kini nasib mereka belum diketahui keberadaanya.

“Jadi perhatian dan prihatin kita, ada atlet Paralayang Manado yang mengikuti hajatan Palu Nomoni 2018. Masih terjebak maupun dinyatakan hilang, semoga kita juga mendoakan mereka agar mendapat pertolongan,” ujar Wawali.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Manado diminta untuk menjalin komunikasi dengan aparat terkait di Palu dan Donggala jika ingin menyalurkan bantuan tenaga maupun bantuan natura.

Tampak hadir dalam Rakor tersebut, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Manado Peter KB Assa, Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan dr Robby Mottoh, Asisten III bidang Adminitrasi Umum Frans Mawitjere, serta para kepala Perangkat Daerah lainnya, termasuk kepala bagian dan Camat se-Kota Manado. (bag.pemhum)