(manadokota.go.id) Festival budaya juga menjadi ujung tombak Pemerintah Kota Manado, di bawah Kepemimpinan Walikota Vicky Lumentut bersama Wakil Walikota Mor D Bastiaan, dalam hal menarik para wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung ke Manado. Dari keunikan budaya masing- masing kegiatan ditampikan semakin baik untuk dipromosikan dalam pembangunan kepariwisataan di Kota Manado. Sesuai dengan Visi Manado Cerdas 2021, melalui pengembangan sektor Pariwisata.


Pemerintah Kota Manado sukses menggelar Pesta Adat Tulude yang merupakan budaya Masyarakat Nusa Utara (baca- Sangihe, Talaud dan Sitaro), juga perayaan Imlek 2570 dan prosesi Cap Go Meh bagi umat Tridharma, belum lama ini. Kali ini, Pemerintah Kota Manado akan menggelar Festival Ogoh-Ogoh pada 6 Maret 2019, berlokasi di lapangan Sparta Tikala, untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, bagi umat Hindu di kota Manado. Ketiga kegiatan ini masuk dalam kalender ivent pariwisata Kota Manado serta memantapkan Manado Fiesta mendatang.

Pesta Adat Tulude merupakan budaya turun-temurun masyarakat Nusa Utara (Sangihe, Talaud dan Sitaro). Tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Tulude sejatinya adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Mawu Ruata Ghenggona Langi ( Tuhan Yang Maha Kuasa) atas berkat-berkat-Nya kepada umat manusia selama setahun yang lalu. Juga memohon pertolongan dan penyertaan Tuhan dalam memasuki perjalanan di Tahun yang baru.

Perayaan Cap Go Meh oleh umat Tridharma, di Manado diadakan rutin setahun skali pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Pada Cap Go Meh, jalanan di sekitar daerah Kampung Cina (Pecinan) Manado akan ditutup. Akan diadakan arak-arakan Kio yang dinaiki oleh Tangsin (wadah roh suci). Prosesi arak-arakan biasanya berlangsung hingga larut malam sampai waktu kunci sembahyang. Setiap klenteng akan mengarakan dewa – dewi tertentu berdasarkan klenteng masing-masing.

Fungsi Ogoh-Ogoh adalah sebagai repsentatif Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi. Menurut para cendikiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagian atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Festival Ogoh – Ogoh oleh Pemerintah Kota Manado sudah tahun ketiga dilaksanakan, serta masuk kalender iven pariwisata Kota Manado dalam rangkaian menyambut Manado Fiesta tahun ini. Tentunya suksesnya festival budaya yang mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat Kota Manado yang majemuk ini, semakin mempertegas simbol kerukunan dan kedamaian, sehingga predikat Kota Toleran menjadi bagian kehidupan warga yang cinta damai dan hidup rukun di kota Manado sebagai “ Torang p Rumah Besar ”, yang selalu disampaikan Walikota Manado pada setiap kesempatan bertatap muka dengan warga.

“Mari kita sukseskan festival budaya Ogoh-Ogoh ini, dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, bagi umat Hindu di kota Manado, juga dalam rangkaian Road To Manado Fiesta Tahun ini, dimana festival tersebut masuk dalam kalender ivent pariwisata Kota Manado, “ Ajak Kabag Pem-Humas Kota Manado, Sonny Takumansang. (GPO/bag.pemhum)